INILAH.COM, Bandung – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) merupakan Lembaga pemerintahan non departemen yang menangani masalah nuklir di Indonesia telah lama menghasilkan produksi padi yang berkualitas. Namun potensi yang dimikinya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat di Indonesia.
“Hal tersebut terlihat saat saya mengundang para bupati dan pejabat-pejabat daerah lainnya, ternyata banyak yang tidak tahu keberdaan Batan. Padahal Batan mampu mengahasilakan padi yang berkualitas dan bisa menghasilkan 8-9 ton dan berumur lama. Sedangkan biasanya produksi padi itu hanya mampu 4-5 ton dan umurnya pendek serta sering terkena hama,” kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat ditemui wartawan di Hotel Gran Royal Panghegar, Bandung, Selasa (7/8).
Menristek mengatakan, pada awalnya orang banyak yang tidak tahu. Tapi setelah para pejabat dikumpulkan mereka langsung pada bergerak dalam hal bekerjasama.
“Makanya saya sekarang rajin mengundang bupati dan pejabat lainnya dari beberapa provinsi ditambah dengan kepala-kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk membawanya kedaerah-daerah dalam rangka memperkenalkan teknologi produksi Indonesia,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, Batan juga bergerak dalam bidang pakan ternak dan kesehatan. “Tapi sekali lagi masih banyak yang tidak tahu, maka dari itu dengan hadirnya moment Harteksnas semua masyarakat terutama para pejabat pemerintahan daerah dapat mengetahui serta memanfaatkannya,” tandasnya.[ang]